· buku · 11 min read
$100M Leads: Bagaimana Membuat Orang Asing mau Membeli Yang Anda Tawarkan
Jika kamu ingin membangun bisnis, menghasilkan profit besar, dan tidak lagi pusing soal leads, ini buku yang cocok.

Judul Buku: $100M Leads: How to Get Strangers To Want To Buy Your Stuff
Pengarang: Alex Hormozi
Tahun terbit: 2023
Tebal: 280 halaman
Rekomendasi: 5/5
Baca lebih lanjut di Amazon untuk detail dan ulasan.
Section I: Start Here
How I Got Here
Semua orang yang masuk ke dunia bisnis punya perjalanan berbeda. Ada yang mulai dari modal besar, ada yang nekat tanpa modal sama sekali.
Aku sendiri berangkat dari rasa frustrasi: kenapa banyak bisnis gagal padahal punya produk bagus? Setelah bertahun-tahun mencoba berbagai strategi, aku sadar:
👉 bukan produknya yang gagal, tapi sistem mendapatkan leads-nya yang lemah.
Lead = calon pelanggan yang tertarik pada produk/jasa kita. Tanpa lead, bisnis berhenti bernapas.
Aku pernah melakukan kesalahan klasik: mengira “asal iklan jalan, maka customer datang.” Nyatanya, uang habis, iklan jalan, tapi pembeli sepi.
Barulah aku sadar, iklan hanyalah salah satu bagian dari puzzle besar yang bernama lead system.
The Problem This Book Solves
⚡ Masalah utama bisnis kecil dan menengah bukan produk, tapi banyaknya leads.
Coba pikirkan ini:
- Kamu bisa punya produk terbaik, tapi kalau tidak ada orang yang tahu → tidak ada yang beli.
- Kamu bisa punya iklan yang keren, tapi kalau tidak ada follow-up → leads menguap begitu saja.
- Kamu bisa punya tim hebat, tapi kalau leads kering → mereka tidak bisa bekerja optimal.
❌ Mitos yang sering dipercaya:
- “Kalau saya punya produk bagus, orang pasti beli.”
- “Kalau saya pasang iklan sekali, leads akan datang terus.”
- “Kalau saya posting di Instagram tiap hari, pasti ada yang order.”
âś… Realita yang terjadi:
- Orang tidak tahu kamu ada, kalau kamu tidak aktif mencari mereka.
- Leads tidak otomatis berubah jadi sales tanpa nurturing.
- Growth butuh sistem, bukan satu trik cepat.
🌟 Tujuan buku ini: Membongkar bagaimana cara mendapatkan leads yang konsisten, bukan hanya sesekali.
Di bagian selanjutnya, kita akan masuk ke inti persoalan: kenapa leads saja tidak cukup. Kalau kamu hanya fokus menambah leads tanpa strategi engagement, hasilnya akan sama saja: burn out, uang habis, frustrasi.
Section II: Get Understanding
Leads Alone Aren’t Enough
Banyak orang berpikir bahwa punya banyak leads (prospek) otomatis berarti punya banyak penjualan. Salah besar. Leads hanyalah pintu masuk, bukan jaminan hasil. Bayangkan kamu punya daftar ribuan email, tapi kalau mereka tidak pernah membuka emailmu, atau kalau mereka tidak merasa terhubung dengan pesanmu, itu hanya angka di spreadsheet. Kualitas interaksi jauh lebih penting daripada kuantitas leads.
📌 Catatan Penting: Leads adalah bahan bakar, tapi tanpa mesin (sistem engagement dan penawaran), bahan bakar itu tidak akan menggerakkan apa pun.
Inilah kesalahan umum pebisnis pemula: mereka terobsesi memburu angka, bukan interaksi. Padahal, leads hanya bernilai sejauh seberapa dalam kamu bisa membangun hubungan dengan mereka.
Engage Your Leads: Offers and Lead Magnets
Nah, kalau leads saja tidak cukup, apa yang membuat mereka bergerak? Jawabannya adalah engagement — cara kamu membangun koneksi, menawarkan nilai, dan akhirnya mendorong mereka mengambil langkah. Ada dua komponen utama di sini:
1. Offers (Penawaran)
Penawaran bukan hanya soal harga murah atau diskon besar. Penawaran adalah tentang bagaimana kamu membingkai solusi untuk masalah mereka. Sebuah penawaran yang bagus membuat orang merasa “Kalau aku nggak ambil ini sekarang, aku rugi besar.”
Contoh:
Alih-alih hanya bilang “Kursus trading online Rp 1 juta”, kamu bisa membingkainya sebagai “Program 30 hari untuk pekerja sibuk yang ingin menghasilkan 10% lebih baik dari IHSG tanpa harus pantau layar setiap menitnya.”
Lihat bedanya? Yang pertama sekadar produk, yang kedua solusi spesifik untuk masalah spesifik.
2. Lead Magnets
Lead magnet adalah sesuatu yang kamu berikan gratis untuk menarik orang agar mau masuk ke ekosistemmu. Bentuknya bisa beragam:
- Ebook singkat
- Checklist
- Webinar
- Mini-course
- Template atau spreadsheet
💡 Pro Tip: Lead magnet yang paling efektif bukan yang “paling banyak halaman”, tapi yang bisa memberikan quick win. Kalau audiens langsung merasakan manfaat nyata, mereka akan lebih percaya dengan tawaran berikutnya.
3. Hubungan antara Keduanya
Lead magnet = membuka pintu.
Penawaran = mengajak mereka masuk lebih dalam.
Tanpa lead magnet, sulit mendapatkan perhatian.
Tanpa penawaran, perhatian itu akan sia-sia.
Kuncinya adalah konsistensi: dari lead magnet ke penawaran, dari penawaran ke produk inti, semua harus terasa sebagai perjalanan yang natural.
Ringkasan Section II
- Leads bukan segalanya. Mereka hanyalah bahan bakar awal.
- Engagement adalah mesin. Kamu butuh cara agar leads merespons dan terhubung.
- Offers dan lead magnets bekerja berpasangan. Yang satu menarik perhatian, yang lain mengkonversi.
- Quick win = trust. Kalau mereka merasa ditolong sejak awal, mereka akan lebih mudah percaya dengan tawaran berikutnya.
🔥 Mindset shift: Jangan pernah puas hanya dengan “banyak leads”. Tanyakan: “Seberapa engaged mereka? Seberapa cepat aku bisa memberi mereka kemenangan kecil?
Section III: Get Leads
Di bagian ini kita akan masuk ke inti mesin pertumbuhan—bagaimana cara mendapatkan leads secara konsisten. Tanpa leads, bisnis mandek. Dengan leads berkualitas, kamu bisa scale. Kita akan bahas Core Four cara utama mendapatkan leads, plus variasinya.
1. Warm Outreach
Warm outreach = hubungan yang sudah ada. Teman, kolega lama, alumni, komunitas, orang yang pernah pakai produkmu—semuanya adalah lead potensial.
💡 Highlight: Warm outreach bukan “jualan maksa ke teman”, tapi membuka peluang dari jaringan yang sudah percaya kamu.
Cara Praktis:
- Kirim pesan personal (WhatsApp, email, DM).
- Jangan langsung jualan → mulai dengan value.
- Tawarkan solusi real.
Contoh:
“Hei, aku baru bikin program trading saham untuk karyawan sibuk. Aku tahu kamu pernah cerita susah cari waktu analisa. Kalau mau aku bisa kasih akses free trial seminggu, biar kamu bisa coba dulu.”
2. Post Free Content
Konten gratis adalah mesin jangka panjang.
Kalau kamu posting secara konsisten, orang akan:
- Kenal kamu
- Percaya kamu
- Ngerasa “utang budi” sebelum beli
Format konten gratis:
- Artikel blog
- Video YouTube
- Carousel Instagram
- Email newsletter
📌 Highlight: Konsistensi lebih penting daripada viral. 2–3 posting bermanfaat per minggu lebih sustainable daripada 1 viral lalu hilang.
Konten lebih dalam mengenai: storytelling & positioning.
Konten bukan sekadar “tips gratis”. Konten harus menunjukkan:
- Kamu mengerti masalah audiens
- Kamu punya framework solusi
- Kamu berbeda dari pesaing
Rumus Konten 3P:
- Problem → Tunjukkan masalah nyata
- Process → Bagikan proses penyelesaian
- Proof → Kasih bukti (testimoni, data, studi kasus)
Contoh Post:
- Problem: “Trader sibuk sering salah entry karena market sudah jalan.”
- Process: “Gunakan pre-market watchlist yang bisa dicek sebelum kerja.”
- Proof: “Salah satu anggota komunitas saya profit 15% hanya dari satu setup sederhana ini.”
Free Goodwill
Goodwill = kebaikan tanpa syarat.
Memberi value tanpa minta apa-apa baliknya menciptakan magnet kepercayaan.
📌 Highlight: Orang beli bukan karena produknya paling murah, tapi karena percaya sama kamu.
Contoh Goodwill:
- Bagi template gratis
- Adakan Q&A gratis di Zoom
- Balas pertanyaan di DM tanpa jualan
3. Cold Outreach
Cold outreach = kontak orang yang belum kenal kamu.
Ya, bisa berasa “menyeramkan”—tapi dengan script yang benar, cold outreach bisa efektif.
Prinsip Cold Outreach:
- Jangan spam
- Personalize pesan
- Fokus ke value, bukan pitching
Contoh DM Cold Outreach:
“Hai [Nama], aku lihat kamu sering bahas investasi di LinkedIn. Aku bikin tools gratis buat bantu tracking saham dengan cepat, mungkin bisa berguna buatmu. Kalau mau aku share linknya.”
4. Run Paid Ads
Paid Ads = mesin percepatan leads.
Kalau konten gratis = slow burn, iklan = fast track.
Formula Iklan Sederhana:
- Hook → Menarik perhatian dalam 3 detik
- Problem → Sentuh rasa sakit audiens
- Solution → Tawarkan solusi ringkas
- CTA → Ajakan jelas (daftar, klik, download) Contoh Ad Copy:
“Trader sibuk? Susah mantau market sepanjang hari? Coba watchlist siap pakai tiap pagi. Gratis 7 hari. Klik untuk daftar.”
Oke, bikin iklan gampang. Yang bikin ribet = uangnya.
Prinsip Dasar:
- Mulai kecil: Rp100rb–200rb/hari cukup buat tes.
- Fokus ke satu CTA (misalnya daftar email).
- Track hasil → Cost Per Lead (CPL).
đź’ˇ Jangan lihat vanity metrics (like, comment). Fokus ke berapa biaya per lead. Kalau CPL masih masuk akal (misal Rp10rb/lead), scale perlahan.
Core Four On Steroids: More Better New
Setelah kuasai Core Four (warm outreach, free content, cold outreach, paid ads), waktunya steroid:
- Retargeting Ads → Tembak ulang orang yang sudah interaksi
- Omni-channel → Posting di berbagai platform
- Automation → Email sequence, chat bot
Tujuan akhirnya: Leads masuk tanpa kamu harus kerja 24 jam.
Penutup Section III
Mendapatkan leads itu bukan sekali jalan.
- Warm outreach = bensin cepat habis
- Konten gratis = bensin jangka panjang
- Cold outreach = kerja manual
- Paid ads = mesin otomatis Gabungkan semuanya, kamu akan punya pipa leads yang stabil.
Section IV: Get Lead Getters
Kalau di Section III kita bahas cara dapetin leads secara langsung, di sini kita naik level: gimana caranya punya mesin pencetak leads yang bisa jalan otomatis lewat orang lain. Istilahnya: Get Lead Getters. Tujuan bagian ini sederhana: jangan cuma kita yang kerja, tapi kita rekrut orang lain, sistem lain, atau channel lain untuk bantu dapetin leads buat kita.
1. Customer Referrals - Word of Mouth
Cara paling kuno tapi selalu relevan: rekomendasi dari mulut ke mulut.
Orang lebih percaya kata teman dibanding iklan. Jadi, kalau kamu bisa bikin customer puas, jangan berhenti di situ — kasih alasan mereka buat cerita ke orang lain.
Tips Praktis: Bikin program referral sederhana: “Rekomendasikan teman, dapatkan bonus”. Contoh: Diskon 10%, voucher, atau produk gratis.
Kuncinya:
- Produk/jasa kamu harus benar-benar bagus.
- Kasih trigger biar mereka mau cerita (misalnya: hadiah, pengakuan, atau sekadar reminder).
- Buat proses referral gampang. Jangan bikin ribet.
2. Employees
Karyawan kamu bukan cuma pekerja — mereka bisa jadi sales force kecil.
Sering kali, mereka kenal banyak orang, dan kalau mereka bangga sama tempat kerja, mereka bakal cerita.
💡 Mindset Shift: Jangan batasi karyawan hanya di job description. Kalau mereka merasa “owner mindset”, mereka dengan senang hati bakal bantu bawa leads.
Langkah Eksekusi:
- Edukasi karyawan tentang produk/jasa (biar mereka bisa ngomong dengan percaya diri).
- Beri insentif kecil untuk setiap referral dari karyawan.
- Rayakan keberhasilan: sebut nama mereka kalau bawa leads yang jadi customer.
3. Agencies
Kadang, lebih cepat outsource daripada bikin semua sendiri. Agensi marketing, iklan, atau sales bisa jadi partner dapetin leads.
Tapi hati-hati: banyak agensi hanya jago jual jasa, bukan hasil. Jadi pilih dengan bijak.
Cara pilih agensi yang bener:
- Lihat track record, bukan janji manis.
- Tanya studi kasus, bukan testimoni generik.
- Pastikan model pembayaran jelas: bayar per project, retainer, atau revenue share.
🔥 Shortcut: Kalau budget cukup, hire agensi yang sudah terbukti di industri kamu. Itu kayak beli waktu dan pengalaman orang lain.
4. Affiliates and Partners
Ini ultimate leverage. Dengan affiliate, kamu bisa punya ratusan “salesperson” tanpa gaji tetap. Mereka hanya dibayar kalau berhasil bawa customer.
Contoh nyata:
- Amazon dengan program affiliate-nya.
- Software SaaS yang kasih komisi 20–50% tiap ada pembelian.
Buat sistem affiliate sendiri:
- Siapkan link khusus untuk tracking.
- Tentukan komisi yang menarik tapi masih sehat buat bisnis.
- Sediakan materi promosi siap pakai (banner, email copy, dll).
- Bangun komunitas affiliate biar mereka merasa didukung.
Section IV Conclusion: Get Lead Getters
Kalau di Section III kita jadi driver utama dapetin leads, di Section IV ini kita belajar jadi architect. Bukan lagi kerja sendirian, tapi bikin sistem di mana orang lain bantuin kita dapetin leads.
Level tertinggi dalam bisnis:
- Leads jalan otomatis lewat referral.
- Karyawan bawa leads karena bangga.
- Agensi bantu percepat pertumbuhan.
- Affiliate & partner jadi multiplier.
Hasilnya? Kamu bisa fokus di value creation dan strategi, bukan lagi sibuk ngejar-ngejar prospek.
Section V: Get Started
Sekarang kamu sudah memahami fondasi, strategi, hingga sistem yang bisa jalan sendiri. Tapi ada satu hal yang lebih penting dari semua teori: eksekusi.
Tanpa tindakan nyata, semua strategi ini cuma jadi catatan indah di atas kertas. Di bagian terakhir ini, kita akan bicara tentang bagaimana mulai jalan, bahkan kalau kondisimu sekarang masih ragu atau merasa belum siap.
Advertising in Real Life: Open To Goal
Iklan bukan sekadar “tampilkan produk → tunggu orang beli”.
Iklan adalah percakapan dengan orang yang belum kenal kamu, lalu diarahkan dengan lembut untuk jadi pelanggan. Bayangkan kamu buka toko kecil di pinggir jalan. Orang lewat, kamu sapa:
“Pagi, lagi cari sesuatu? Kami punya ini, mungkin cocok buatmu.”
Itu iklan di dunia nyata. Sederhana, langsung, tanpa drama.
👉 Prinsip pentingnya:
- Open = buka percakapan. Bisa dalam bentuk konten, outreach, atau iklan.
- To Goal = arahkan percakapan ke tujuan: leads, konsultasi, atau pembelian.
💡 Highlight: Jangan mikir iklan harus selalu besar-besaran. Bahkan konten singkat atau email sederhana bisa jadi “iklan” kalau menggerakkan orang ke langkah berikutnya.
The Roadmap - Putting It All Together
Mari kita susun ulang seluruh perjalanan ini dalam bentuk roadmap praktis:
- Start Here → Sadari masalah: leads bukan sekadar jumlah, tapi kualitas & konversi.
- Get Understanding → Pelajari bahwa leads harus diolah, bukan dibiarkan. Bangun offers & lead magnets.
- Get Leads → Jalankan Core Four: Warm outreach, posting konten, cold outreach, paid ads.
- Get Lead Getters → Buat sistem yang jalan sendiri dengan referrals, karyawan, agensi, atau partners.
- Get Started → Mulai kecil, ukur hasil, perbaiki, ulangi.
Kalau bingung harus mulai dari mana, jawab pertanyaan ini:
“Apa cara tercepat saya bisa dapat 1 pelanggan baru minggu ini?”
Jawaban itulah langkah pertamamu.
A Decade in a Page
Sekarang bayangkan 10 tahun ke depan.
Kalau kamu konsisten menerapkan strategi ini:
- Kamu nggak lagi panik cari leads tiap bulan.
- Bisnis kamu punya mesin pertumbuhan yang bisa jalan meskipun kamu sedang liburan.
- Kamu bebas fokus pada hal yang penting: produk lebih baik, tim lebih kuat, hidup lebih tenang.
Itu bukan mimpi. Itu hasil dari eksekusi berulang.
Ingat: lead → customer → loyalist.
Ulangi proses ini ribuan kali, dan kamu punya bisnis yang nggak bisa dihentikan.
🚀 Callout Box – Action Step
- Pilih satu strategi lead (outreach, konten, atau ads) → jalankan minggu ini.
- Ukur hasil, jangan sekadar rasakan.
- Cari pola → perbaiki → ulangi.
Penutup
Buku ini bukan sekadar tentang cara cari leads. Ini tentang membangun sistem yang bikin bisnis kamu survive, tumbuh, dan menang jangka panjang. Kalau kamu benar-benar terapkan langkah-langkah di sini, bukan cuma leads yang kamu dapat, tapi juga kendali atas arah hidupmu sendiri.
🔥 Sekarang pertanyaannya sederhana: Apakah kamu mau jadi penonton yang terus cari-cari cara, atau pelaku yang langsung jalan? Karena hanya satu yang bikin bisnis bertumbuh: ACTION.



